Pengertian
Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” berarti pelabuhan,
dan “nami” berarti gelombang sehingga secara umum dapat diartikan sebagai
pasang laut yang besar di Pelabuhan. Tsunami merupakan gelombang laut dengan periode
panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan
impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik, atau
longsoran.
Penyebab Terjadinya Tsunami
•
Gempa bumi
berkekuatan lebih dari 7 SR yang hiposentrumnya berada di dasar laut.
•
Longsoran lempeng di
dasar laut.
•
Letusan gunung
api di bawah laut dan pulau gunung api.
•
Tumbukan benda luar
angkasa.
Gejala dan Peringatan Dini
Tsunami
dapat dikenali melalui hal berikut:
•
Umumnya didahului
gempa bumi besar dan penyusutan air laut.
•
Bau garam menyengat .
•
Langit tampak berwarna
hitam.
•
Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan
energi yang sangat kuat.
•
Terdapat selang waktu
antara waktu terjadinya gempa bumi sebagai sumber tsunami dan waktu tiba tsunami
di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih besar dibandingkan
kecepatan tsunami.
Upaya Mitigasi dan Pengurangan Risiko
Bencana
Tsunami mempunyai kecepatan yang berbanding lurus dengan
kedalaman laut. Semakin jauh ke dalam laut maka kecepatan tsunami semakin besar.
Selama penjalaran dari pusat terbentuknya tsunami menuju pantai, kecepatan
semakin berkurang karena gesekan dengan dasar laut yang semakin dangkal. Akibatnya,
tinggi gelombang di pantai menjadi semakin besar karena adanya penumpukan massa
air akibat dari penurunan kecepatan.
Tsunami dapat merobohkan bangunan-bangunan, jembatan, merusak
jalan raya, memutuskan jaringan listrik, jaringan telepon dan infrastruktur
lainnya. Sarana air bersih, lahan pertanian dan kesuburan tanah pun terganggu
karena terkontaminasi air laut. Oleh karena itu diperlukan upaya mitigasi
untuk pengurangan dampak bencana dengan cara:
•
Pembangunan Tsunami Early Warning System (TEWS).
•
Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang
beresiko.
•
Penanaman mangrove serta tanaman lainnya
sepanjang garis pantai untuk meredam tsunami.
•
Pembangunan tempat‐tempat evakuasi yang aman di sekitar daerah pemukiman.
• Peningkatan
pengetahuan masyarakat lokal tentang pengenalan tanda‐tanda tsunami dan
cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.
•
Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
• Memberikan laporan sesegera
mungkin jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yang
berwenang: kepala desa, polisi, stasiun radio, SATLAK PB, dan institusi terkait.
•
Melengkapi diri dengan alat komunikasi.
Apa
yang harus dilakukan sebelum dan pada saat terjadi tsunami?
ü Nyalakan radio untuk
mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempa bumi di sekitar wilayah
pantai.
ü Cepat bergerak ke arah
daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
ü Jauhi pantai. Jangan pernah
menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat
gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.
ü Waspada apabila terjadi air
surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan
harus diperhatikan.
http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi
Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
BNPB. 2014. Tsunami. (online.
http://bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/siaga-bencana/9, diakses tanggal
10 Desember 2014).
Istiyanto, Dinar C. Mitigasi Bencana Alam di Indonesia: Mitigasi Struktural. Balai
Pengkajian Dinamika Pantai Tsunami Research Group : Yogyakarta.
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk
SMA/MA Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam
Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Puspito, Nanang T. Gempa, Tsunami dan Upaya Mitigasi. Kelompok Keahlian Ilmu dan
Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan
MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana di Kota
Banjarmasin. (Power Point. Disampaikan pada Sosialisasi Upaya
Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin
pada 13 November 2014).
Tim Pengembang. 2008. Materi Bahan Ajar Gempa Bumi dan Tsunami. Pusat Kurikulum,
Balitbang DEPDIKNAS : Jakarta.
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia.
Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar