Welcome!!

Welcome students! atau siapapun yang mengakses blog ini. Ini hanya sebuah blog kecil berisi pembelajaran geografi yang oleh seorang guru yang masih perlu banyak belajar dan mengembangkan diri dalam pembelajaran geografi. semoga blog ini dapat menjadi media info dan bahan untuk sharing pembelajaran geografi bagi kita semuanya.

Rabu, 10 Februari 2016

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Tsunami

Pengertian Tsunami
Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “Tsu” berarti pelabuhan, dan “nami” berarti gelombang sehingga secara umum dapat diartikan sebagai pasang laut yang besar di Pelabuhan. Tsunami merupakan gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik, atau longsoran.


Penyebab Terjadinya Tsunami
         Gempa bumi berkekuatan lebih dari 7 SR yang hiposentrumnya berada di dasar laut. 
         Longsoran lempeng di dasar laut.
         Letusan gunung api di bawah laut dan pulau gunung api.
         Tumbukan benda luar angkasa.


Gejala dan Peringatan Dini
Tsunami dapat dikenali melalui hal berikut:
         Umumnya didahului gempa bumi besar dan penyusutan air laut.
         Bau garam menyengat .
         Langit tampak berwarna hitam.
         Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan energi yang sangat kuat.
         Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagai sumber tsunami dan waktu tiba tsunami di pantai mengingat kecepatan gelombang gempa jauh lebih besar dibandingkan kecepatan tsunami. 

Upaya Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana
Tsunami mempunyai kecepatan yang berbanding lurus dengan kedalaman laut. Semakin jauh ke dalam laut maka kecepatan tsunami semakin besar. Selama penjalaran dari pusat terbentuknya tsunami menuju pantai, kecepatan semakin berkurang karena gesekan dengan dasar laut yang semakin dangkal. Akibatnya, tinggi gelombang di pantai menjadi semakin besar karena adanya penumpukan massa air akibat dari penurunan kecepatan.
Tsunami dapat merobohkan bangunan-bangunan, jembatan, merusak jalan raya, memutuskan jaringan listrik, jaringan telepon dan infrastruktur lainnya. Sarana air bersih, lahan pertanian dan kesuburan tanah pun terganggu karena terkontaminasi air laut. Oleh karena itu diperlukan upaya mitigasi untuk pengurangan dampak bencana dengan cara:
         Pembangunan Tsunami Early Warning System (TEWS). 
         Pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.  
         Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai untuk meredam tsunami.
         Pembangunan tempat‐tempat evakuasi yang aman di sekitar daerah pemukiman.
        Peningkatan pengetahuan masyarakat lokal tentang pengenalan tanda‐tanda tsunami dan cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami. 
         Pembangunan rumah yang tahan terhadap bahaya tsunami.
     Memberikan laporan sesegera mungkin jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yang berwenang: kepala desa, polisi, stasiun radio, SATLAK PB, dan institusi terkait. 
         Melengkapi diri dengan alat komunikasi.


Apa yang harus dilakukan sebelum dan pada saat terjadi tsunami?
ü  Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempa bumi di sekitar wilayah pantai.
ü  Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
ü  Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.
ü  Waspada apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan.



http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
BNPB. 2014. Tsunami. (online.  http://bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/siaga-bencana/9, diakses tanggal 10 Desember 2014).
Istiyanto, Dinar C. Mitigasi Bencana Alam di Indonesia: Mitigasi Struktural. Balai Pengkajian Dinamika Pantai Tsunami Research Group : Yogyakarta.
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Puspito, Nanang T. Gempa, Tsunami dan Upaya Mitigasi. Kelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Geofisika Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan  Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana di Kota Banjarmasin. (Power Point. Disampaikan pada Sosialisasi Upaya Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin pada 13 November 2014).
Tim Pengembang. 2008. Materi Bahan Ajar Gempa Bumi dan Tsunami. Pusat Kurikulum, Balitbang DEPDIKNAS : Jakarta.
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar