Welcome!!

Welcome students! atau siapapun yang mengakses blog ini. Ini hanya sebuah blog kecil berisi pembelajaran geografi yang oleh seorang guru yang masih perlu banyak belajar dan mengembangkan diri dalam pembelajaran geografi. semoga blog ini dapat menjadi media info dan bahan untuk sharing pembelajaran geografi bagi kita semuanya.

Rabu, 10 Februari 2016

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Puting Beliung

Proses Terjadinya Angin Puting Beliung
Proses terjadinya angin puting beliung berbeda dengan pergerakan angin pada umumnya. Karena ada perbedaan tekanan udara yang juga dipengaruhi oleh penyinaran matahari maka udara panas yang lebih ringan dari pada udara dingin, akan naik ke atas, sehingga tekanannya menjadi rendah. Akibatnya udara dingin akan mengalir ke daerah panas. Aliran udara ini yang disebut Angin.  Sedangkan angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (cumulus nimbus) yang dekat dengan permukaan bumi. Jenis awan berlapis-lapis ini menjulang ke arah vertikal mencapai ketinggian lebih dari 30.000 kaki. Bencana angin puting beliung dapat menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, tergantung dari skala intensitas anginnya. Semakin tinggi intensitas angin maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan.
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit dengan kecepatan mencapai 40-50 km/jam atau lebih, diikuti angin kencang yang kecepatannya beransur-ansur melemah. Sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan lebih dari satu hari dengan kecepatan rata-rata 20-30 knot. Angin puting beliung yang terjadi di Indonesia memiliki skala intensitas antara F1 dan F0 yang digolongkan pada tornado lemah.

Sifat-sifat Angin Puting Beliung
Angin puting beliung tidak dapat diprediksi secara spesifik, hanya peluang dalam batasan wilayah. Angin puting beliung dapat dilihat atau dirasakan tanda-tandanya, dengan prediksi ½ - 1 jam sebelumnya dengan tingkat keakuratan kurang dari 50% (berdasarkan pengalaman). Sifat-sifat angin puting beliung, antara lain:
         Angin puting beliung hanya berasal dari awan cumulus nimbus (CB), bukan dari pergerakan angin muson maupun pergeraka angin pada umumnya.
         Tidak semua awan CB menimbulkan angin puting beliung.
         Daerah yang pernah dilanda angin puting beliung kecil kemungkinan mengalaminya kembali.
         Bersifat sangat lokal.
         Bergerak secara garis lurus.
         Umumnya terjadi pada siang atau sore hari.
         Sangat sulit untuk diprediksi namun tanda-tandanya dapat diketahui di luar rumah.
         Terjadi di daerah lapang yang vegetasinya kurang.
         Jarang terjadi pada daaerah perbukitan atau hutan yang lebat.

Gejala dan Peringatan Dini
Karena sifatnya yang lokal dengan luas kurang dari 10 km dan durasi yang sangat singkat, gejala angin puting beliung sangat perlu diketahui oleh kita, seperti:
         Lebih sering terjadi pada peralihan musim kemarau ke musim hujan (pancaroba).
         Lebih sering terjadi pada siang atau sore hari, tapi terkadang pada malam hari.
         Satu hari sebelumnya udara pada malam hari dan pagi hari udaranya panas/pengap.
       Sekitar pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
         Tahap berikutnya adalah awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.
       Perhatikan pepohonan disekitar tempat kita berdiri, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang cepat, jika ada maka hujan dan angin kencang sudah akan datang.
         Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri.
       Biasanya hujan pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan deras. Apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri.
   Terdengar sambaran petir yang cukup keras. Apabila indikator tersebut dirasakan oleh kita maka ada kemungkinan hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi.
      Jika 1 atau 3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim penghujan, maka ada kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun tidak.

Tindakan Mitigasi dan Adaptasi Bencana Puting Beliung
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mitigasi bencana angin puting beliung, yaitu:
·         Membuat infrastruktur yang memenuhi syarat teknis mampu bertahan terhadap gaya angin.
·         Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin.
·         Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
·      Pengamanan pada bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau orang lain pada saat terjadi puting beliung.
·         Memberikan pendidikan kepada masyarakat mengenai bencana angin puting beliung.
·         Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.


Apa yang harus dilakukan ketika terjadi puting beliung?
ü  Menghindar dari pepohonan tinggi yang sudah rapuh karena bisa tertimpa pohon.
ü  Jika berada di dalam ruangan, segeralah ke tempat perlindungan (bunker) atau berlindung di tengah-tengah ruangan pada lantai paling bawah.
ü  Jauhi sudut-sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan. Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar bangunan semakin aman.
ü  Jika berada di luar ruangan, tiaraplah pada tempat yang serendah mungkin, saluran air terdekat atau sejenisnya sambil tetap melindungi kepala dan leher dengan menggunakan lengan anda.
ü  Jangan berlindung di bawah jembatan, jalan layang, atau sejenisnya. Akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah.



http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
Chandra, Artha Nesa. 2009. Mengenal Angin Puting Beliung. (Online. arthanesa.blogspot.com/2009/06/engenal-angin-puing-beliung.html?m=1, diakses tanggal 21 November 2014).
Kusnendar, Ayla. 2013. Tips, Penanganan Penanggulangan Bencana Angin Puting Beliung. http://www.korantangsel.com/2013/10/tips-penanganan-penanggulangan-bencana.html, diakses tanggal 10 Desember 2014).
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan  Kesiapsiagaan dalam Menghadapi Bencana di Kota Banjarmasin. (Power Point. Disampaikan pada Sosialisasi Upaya Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin pada 13 November 2014).
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar