Welcome!!

Welcome students! atau siapapun yang mengakses blog ini. Ini hanya sebuah blog kecil berisi pembelajaran geografi yang oleh seorang guru yang masih perlu banyak belajar dan mengembangkan diri dalam pembelajaran geografi. semoga blog ini dapat menjadi media info dan bahan untuk sharing pembelajaran geografi bagi kita semuanya.

Rabu, 10 Februari 2016

Mitigasi dan Adaptasi Bencana Banjir

Musim hujan sudah tiba. Setiap hari pun di media massa kita mendapat informasi tentang bencana banjir yang turun akibat intensitas hujan yang cukup tinggi di berbagai wilayah di Indonesia. Semoga kita terlepas dari bencana banjir dan daerah-daerah yang terdampak segera pulih dari bencana ini.


Pengertian Banjir
Ada dua pengertian mengenai banjir:
1.  Aliran air sungai yang tingginya melebihi muka air normal sehingga melipas dari palung sungai dan menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah di sisi sungai.
2.  Gelombang banjir berjalan ke arah hilir sistem sungai yang berinteraksi dengan kenaikan muka air di muara akibat badai.
Adapun banjir terbagi menjadi 3 kategori, yaitu banjir (genangan), banjir bandang, dan banjir rob yang terjadi akibat naiknya permukaan air laut.

Faktor Penyebab Terjadinya Banjir
Banjir dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
         Permukaan tanah lebih rendah dibandingkan muka air laut.
         Terletak pada suatu cekungan yang dikelilingi perbukitan dengan pengaliran air keluar sempit.
         Banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai.
         Aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah.
         Kurangnya tutupan patahan di daerah hulu sungai.
       Curah hujan di atas normal sehingga sistem pengaliran air tidak mampu menampung akumulasi air hujan dan akhirnya meluap.
       Penggundulan hutan di daerah tangkapan air hujan (catchment area) sehingga memicu terjadinya erosi pada lahan curam yang menyebabkan sedimentasi di sistem pengaliran air dan wadah air lainnya.

Gejala dan Peringatan Dini
Datangnya banjir diawali dengan gejala-gejala sebagai berikut:
   Curah hujan yang tinggi pada waktu yang lama merupakan peringatan akan datangnya bencana banjir di daerah rawan bencana banjir.
       Tingginya pasang laut yang disertai badai mengindikasikan datangnya bencana banjir beberapa jam kemudian terutama untuk daerah yang dipengaruhi pasang surut.
       Evakuasi dapat dimulai dengan telah disamai atau dilampuinya ketinggian muka banjir tertentu yang disebut muka banji/air  ”siaga”. Upaya evakuasi akan efektif jika dilengkapi dengan sistem monitoring dan peringatan yang memadai.

Upaya Mitigasi dan Pengurangan Risiko Bencana
Bencana banjir mengakibatkan kerugian berupa korban manusia dan harta benda, baik milik perorangan maupun milik umum yang dapat mengganggu bahkan melumpuhkan kegiatan sosial ekonomi penduduk. Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi dan pengurangan dampak bencana banjir, seperti:
    Memonitor dan mengevaluasi data curah hujan, banjir, daerah genangan dan informasi lain yang diperlukan untuk meramalkan kejadian banjir. 
      Menyiapkan peta daerah rawan banjir dilengkapi dengan “plotting” rute pengungsian, lokasi POSKO, dan lokasi pos pengamatan ketinggian muka air di sungai penyebab banjir. 
       Melaksanakan pendidikan masyarakat atas pemetaan ancaman dan resiko banjir.
       Pembangunan tembok penahan dan tanggul di sepanjang sungai.
       Pengerukan dan pembuatan sudetan sungai. 
       Tidak membuang sampah/limbah padat ke sungai dan sistem drainase.
       Tidak membangun jembatan dan atau bangunan yang menghalangi aliran sungai.
       Tidak menggunakan dataran  banjir untuk permukiman atau hal lain diluar peruntukkannya;  
       Menghentikan penggundulan hutan di daerah tangkapan air, serta praktek pertanian dan penggunaan lahan yang bertentangan dengan kaidah‐kaidah konservasi air  dan tanah. 
        Mengadakan gotong‐royong pembersihan saluran drainase di lingkungan masing‐masing.


Apa yang harus kita lakukan ketika terjadi banjir?
ü  Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik yang terkena bencana.
ü  Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
ü  Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir.
ü  Segera mengamankan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.
ü  Jika air terus meninggi, hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah atau Camat, dan BPBD.



http://bnpb.go.id
BNPB. 2012. Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana. Badan Penanggulangan Bencana : Jakarta Pusat.
Nugroho, Eko Sapto, dkk. 2013. Geografi Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial untuk SMA/MA Kelas X. Mediatama : Surakarta.
Nugroho, Sutopo Purwo. Kontribusi Geografi dalam Membangun Ketahanan Bencana. (Power Point). Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Sugiyanto, Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi 1 untuk Kelas X SMA dan MA Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Platinum : Solo.
Syahrudin. 2014. Pencegahan dan  Kesiapsiagaan  dalam Menghadapi Bencana di Kota Banjarmasin. (Power Point. Disampaikan pada Sosialisasi Upaya Penanggulangan Resiko Bencana bagi Kepala Sekolah dan Guru di Kota Banjarmasin pada 13 November 2014).
Tim Penulis. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Badan Koordinasi Nasional Penanganan Bencana (BAKORNAS PB) : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar