Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang
memiliki pulau-pulau berukuran besar dan kecil sebanyak 17.504 buah. Terdapat
92 pulau berada di titik terdepan yang berbatasan dengan perairan negara tetangga
sehingga rawan akan pencurian ikan (illegal
fishing), juga memerlukan perlindungan untuk kelestarian ekologi wilayahnya.
Dari 92 pulau tersebut, 67 pulau (28 pulau berpenduduk dan 39 pulau belum
berpenduduk) berbatasan langsung dengan negara tetangga dan 12 pulau di
antaranya rawan penguasaan efektif (effective
occupation) oleh negara lain.
12 pulau-pulau kecil tersebut, yaitu:
1. Pulau Rondo
Lokasi: Kelurahan Ujung Ba’u, Kecamatan
Sukakarya, Kabupaten Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam.
Pulau Rondo terletak
di ujung utara Pulau Weh. Pulau ini merupakan pulau terdepan strategis di ujung
barat Indonesia yang menjadi jalur pelayaran internasional, berbatasan dengan
India, tidak dihuni tetap dan hanya dihuni oleh petugas jaga mercusuar.
Kekayaan alam pulau ini berupa perikanan dan terumbu karang. Pulau Rondo rawan
pencurian ikan.
Lokasi: Desa Air Payang, Kelurahan Pulau Laut,
Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Pulau Sekatung terletak
di utara Kepulauan Natuna yang berbatasan langsung dengan Vietnam. Pulau
Sekatung termasuk gugusan Kepulauan Natuna selain Pulau Sedanau, Bunguran, dan
Midai dengan luas sekitar 0,3 km2. Pulau Sekatung tidak berpenghuni
namun sering digunakan sebagai persinggahan nelayan lokal dan asing. Potensi alamnya
ini berupa perikanan dan terumbu karang. Pulau Sekatung rawan pencurian ikan.
3. Pulau Nipa
Lokasi: Desa Pemping, Kecamatan Belakang Padang,
Kota Batam, Provinsi Riau.
Pulau kecil tak
berpenghuni ini berbatasan dengan Singapura. 80% wilayah Pulau Nipa merupakan
batuan karang mati dan 20%-nya merupakan batuan berpasir. Luas dataran lonjong
ini sekitar 60 hektar dengan kondisi di sekitarnya dijadikan penambangan pasir.
Akibatnya, Pulau Nipa mengalami abrasi yang mengancam tenggelamnya pulau di
tengah pelayaran lalu lintas internasional yang frekuensinya tinggi ini.
Lokasi: Kecamatan Tanjungbintang, Kabupaten
Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
Berada di Selat
Malaka yang berbatasan dengan Malaysia, Pulau Berhala merupakan pulau tidak berpenghuni
dengan luas sekitar 2,5 km2 dan dikelilingi hamparan terumbu karang.
Memiliki kekayaan alam berupa keindahan terumbu karang bawah laut dan hutan
tropis dengan keanekaragaman hayati tinggi, Pulau Berhala rawan pencurian ikan dan
penguasaan efektif dari negara tetangga.
5. Pulau Marore
Lokasi: Kecamatan Tabukan, Kabupaten Sangihe,
Sulawesi Utara.
Pulau Marore
merupakan salah satu pulau kecil di Laut Sulawesi yang berbatasan dengan
Filipina. Berada di kepulauan berpenduduk sekitar 640 jiwa dengan luas sekitar
214,49 ha, Pulau Marore termasuk gugusan Pulau Kawio yang merupakan wilayah
khusus di perbatasan Filipina yang disebut check
point border crossing area. Pulau Marore rawan pencurian ikan.
Lokasi: Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten
Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Pulau Miangas
merupakan salah satu gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan
Filipina dengan luas sekitar 3,15 km2. Jarak Pulau Miangas dengan
Kecamatan Nanusa sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil. Hal
ini mengakibatkan penduduknya yang mayoritas Suku Talaud banyak melakukan perkawinan
dengan warga Filipina. Dilaporkan, mata uang yang mereka gunakan adalah peso. Jumlah
penduduk Pulau Miangas pada tahun 2003 sebanyak 678 jiwa. Terdapat listrik dari
PLTD 10 KVA di pulau ini. Belanda menguasai Pulau Miangas sejak tahun 1677. Sejauh
ini Filipina yang sejak tahun 1891 memasukkan Miangas dalam wilayahnya sudah
menerima Pulau Miangas sebagai wilayah Indonesia berdasarkan keputusan Mahkamah
Arbitrase Internasional. Pulau Miangas rawan terorisme dan penyelundupan.
Lokasi: Kecamatan Pulau Karatung, Kabupaten
Talaud, Sulawesi Utara.
Pulau Marampit
merupakan salah satu pulau di Laut Sulawesi yang berbatasan dengan Filipina.
Pulau Marampit memiliki jumlah penduduk sekitar 1.436 jiwa dengan luas pulau sebesar
12 km2. Pulau ini dibatasi Samudra Pasifik di sebelah utara dan
timur. Sarana navigasi pelayaran dan dermaga hingga kini belum terpasang. Pulau
Marampit rawan abrasi karena berhadapan dengan laut lepas, rawan pencurian ikan,
dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
8. Pulau Batek
Lokasi: Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang
Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pulau Batek merupakan
pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pulau ini berada di
perbatasan antara wilayah Kabupaten Kupang, NTT, dan Oekusi, Timor Leste dengan
luas sekitar 25 ha. Pulau Batek menjadi tempat bertelur penyu-penyu serta
lokasi migrasi lumba-lumba. Untuk mencapai Pulau Batek cukup mudah karena
perairan di sebelah utaranya merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI)
jalur 3 yang menjadi jalur pelayaran internasional. Pulau Batek rawan pencurian
ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
9. Pulau Dana
Lokasi: Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten
Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pulau Dana terletak
di sebelah selatan Pulau Rote yang merupakan pulau terdepan berbatasan dengan
Australia. Letaknya strategis karena menjadi pintu masuk jalur pelayaran
internasional (ALKI jalur 3), tidak berpenghuni, berjarak 120 km dari Kota
Kupang dan 4 km dari Pulau Rote. Untuk mencapai Pulau Dana bisa ditempuh dengan
perahu motor. Pulau Dana rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari
negara tetangga.
10. Pulau Fani
Lokasi: Kecamatan Ayau, Kabupaten Raja Ampat,
Provinsi Papua.
Pulau Fani
merupakan pulau terdepan yang berbatasan dengan Republik Palau dan termasuk
gugusan Pulau-pulau Asia. Pulau Fani berpenghuni dengan luas wilayah sekitar 9
km2. Jarak dari Pulau Fani ke Kota Sorong 220 km dan dapat dicapai
dengan kapal motor selama 35 jam. Penduduknya lebih sering berinteraksi dengan
negara tetangga, rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara
tetangga.
11. Pulau Fanildo
Lokasi: Kecamatan Supiori Utara, Kabupaten Biak
Numfor, Papua.
Pulau Fanildo
merupakan bagian dari gugusan Pulau Mapia. Pulau ini tidak berpenghuni, berbatasan
dengan Republik Palau, dan memiliki luas sekitar 0,1 km2 yang
sekelilingnya merupakan pantai berpasir dan hamparan terumbu karang. Jarak dari
Pulau Fanildo ke ibu kota Biak Numfor adalah 280 km. Untuk mencapai pulau ini
bisa dengan menggunakan pesawat udara dan kapal laut rute Jakarta-Biak-Mapia.
Pulau Fanildo rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
12. Pulau Bras
Lokasi: Kecamatan Supiori Utara, Kabupaten Biak
Numfor, Provinsi Papua.
Pulau Bras terletak
di ujung utara Pulau-pulau Mapia, berbatasan dengan Republik Palau, dengan luas
3,375 km2. Jarak Pulau Bras dengan Kabupaten Biak Numfor adalah 280 km,
sedangkan jarak dengan Pulau Supiori adalah 240 kilometer yang dapat dicapai
dengan perahu motor. Pulau Bras dihuni sekitar 50 jiwa penduduk dan potensial
untuk wisata terumbu karang. Mata pencaharian penduduk adalah nelayan dan
membuat kopra. Pulau Bras rawan abrasi, pencurian ikan, dan penguasaan efektif dari
negara tetangga.
Sumber:
Pulau-Pulau Terdepan Indonesia. 2005. (online, http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/12/Fokus/1614901.htm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar