Welcome!!

Welcome students! atau siapapun yang mengakses blog ini. Ini hanya sebuah blog kecil berisi pembelajaran geografi yang oleh seorang guru yang masih perlu banyak belajar dan mengembangkan diri dalam pembelajaran geografi. semoga blog ini dapat menjadi media info dan bahan untuk sharing pembelajaran geografi bagi kita semuanya.

Jumat, 19 Februari 2016

12 Pulau-pulau Kecil Terdepan Indonesia

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memiliki pulau-pulau berukuran besar dan kecil sebanyak 17.504 buah. Terdapat 92 pulau berada di titik terdepan yang berbatasan dengan perairan negara tetangga sehingga rawan akan pencurian ikan (illegal fishing), juga memerlukan perlindungan untuk kelestarian ekologi wilayahnya. Dari 92 pulau tersebut, 67 pulau (28 pulau berpenduduk dan 39 pulau belum berpenduduk) berbatasan langsung dengan negara tetangga dan 12 pulau di antaranya rawan penguasaan efektif (effective occupation) oleh negara lain.

12 pulau-pulau kecil tersebut, yaitu:
1.       Pulau Rondo
Lokasi: Kelurahan Ujung Ba’u, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam.
Pulau Rondo terletak di ujung utara Pulau Weh. Pulau ini merupakan pulau terdepan strategis di ujung barat Indonesia yang menjadi jalur pelayaran internasional, berbatasan dengan India, tidak dihuni tetap dan hanya dihuni oleh petugas jaga mercusuar. Kekayaan alam pulau ini berupa perikanan dan terumbu karang. Pulau Rondo rawan pencurian ikan.
2.       Pulau Sekatung
Lokasi: Desa Air Payang, Kelurahan Pulau Laut, Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.
Pulau Sekatung terletak di utara Kepulauan Natuna yang berbatasan langsung dengan Vietnam. Pulau Sekatung termasuk gugusan Kepulauan Natuna selain Pulau Sedanau, Bunguran, dan Midai dengan luas sekitar 0,3 km2. Pulau Sekatung tidak berpenghuni namun sering digunakan sebagai persinggahan nelayan lokal dan asing. Potensi alamnya ini berupa perikanan dan terumbu karang. Pulau Sekatung rawan pencurian ikan.
3.       Pulau Nipa
Lokasi: Desa Pemping, Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, Provinsi Riau.
Pulau kecil tak berpenghuni ini berbatasan dengan Singapura. 80% wilayah Pulau Nipa merupakan batuan karang mati dan 20%-nya merupakan batuan berpasir. Luas dataran lonjong ini sekitar 60 hektar dengan kondisi di sekitarnya dijadikan penambangan pasir. Akibatnya, Pulau Nipa mengalami abrasi yang mengancam tenggelamnya pulau di tengah pelayaran lalu lintas internasional yang frekuensinya tinggi ini.
4.       Pulau Berhala
Lokasi: Kecamatan Tanjungbintang, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
Berada di Selat Malaka yang berbatasan dengan Malaysia, Pulau Berhala merupakan pulau tidak berpenghuni dengan luas sekitar 2,5 km2 dan dikelilingi hamparan terumbu karang. Memiliki kekayaan alam berupa keindahan terumbu karang bawah laut dan hutan tropis dengan keanekaragaman hayati tinggi, Pulau Berhala rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
5.       Pulau Marore
Lokasi: Kecamatan Tabukan, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara.
Pulau Marore merupakan salah satu pulau kecil di Laut Sulawesi yang berbatasan dengan Filipina. Berada di kepulauan berpenduduk sekitar 640 jiwa dengan luas sekitar 214,49 ha, Pulau Marore termasuk gugusan Pulau Kawio yang merupakan wilayah khusus di perbatasan Filipina yang disebut check point border crossing area. Pulau Marore rawan pencurian ikan.
6.       Pulau Miangas
Lokasi: Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Pulau Miangas merupakan salah satu gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina dengan luas sekitar 3,15 km2. Jarak Pulau Miangas dengan Kecamatan Nanusa sekitar 145 mil, sedangkan jarak ke Filipina hanya 48 mil. Hal ini mengakibatkan penduduknya yang mayoritas Suku Talaud banyak melakukan perkawinan dengan warga Filipina. Dilaporkan, mata uang yang mereka gunakan adalah peso. Jumlah penduduk Pulau Miangas pada tahun 2003 sebanyak 678 jiwa. Terdapat listrik dari PLTD 10 KVA di pulau ini. Belanda menguasai Pulau Miangas sejak tahun 1677. Sejauh ini Filipina yang sejak tahun 1891 memasukkan Miangas dalam wilayahnya sudah menerima Pulau Miangas sebagai wilayah Indonesia berdasarkan keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional. Pulau Miangas rawan terorisme dan penyelundupan.
7.       Pulau Marampit
Lokasi: Kecamatan Pulau Karatung, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.
Pulau Marampit merupakan salah satu pulau di Laut Sulawesi yang berbatasan dengan Filipina. Pulau Marampit memiliki jumlah penduduk sekitar 1.436 jiwa dengan luas pulau sebesar 12 km2. Pulau ini dibatasi Samudra Pasifik di sebelah utara dan timur. Sarana navigasi pelayaran dan dermaga hingga kini belum terpasang. Pulau Marampit rawan abrasi karena berhadapan dengan laut lepas, rawan pencurian ikan, dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
8.       Pulau Batek
Lokasi: Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pulau Batek merupakan pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pulau ini berada di perbatasan antara wilayah Kabupaten Kupang, NTT, dan Oekusi, Timor Leste dengan luas sekitar 25 ha. Pulau Batek menjadi tempat bertelur penyu-penyu serta lokasi migrasi lumba-lumba. Untuk mencapai Pulau Batek cukup mudah karena perairan di sebelah utaranya merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) jalur 3 yang menjadi jalur pelayaran internasional. Pulau Batek rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
9.       Pulau Dana
Lokasi: Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Pulau Dana terletak di sebelah selatan Pulau Rote yang merupakan pulau terdepan berbatasan dengan Australia. Letaknya strategis karena menjadi pintu masuk jalur pelayaran internasional (ALKI jalur 3), tidak berpenghuni, berjarak 120 km dari Kota Kupang dan 4 km dari Pulau Rote. Untuk mencapai Pulau Dana bisa ditempuh dengan perahu motor. Pulau Dana rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
10.   Pulau Fani
Lokasi: Kecamatan Ayau, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua.
Pulau Fani merupakan pulau terdepan yang berbatasan dengan Republik Palau dan termasuk gugusan Pulau-pulau Asia. Pulau Fani berpenghuni dengan luas wilayah sekitar 9 km2. Jarak dari Pulau Fani ke Kota Sorong 220 km dan dapat dicapai dengan kapal motor selama 35 jam. Penduduknya lebih sering berinteraksi dengan negara tetangga, rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
11.   Pulau Fanildo
Lokasi: Kecamatan Supiori Utara, Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Pulau Fanildo merupakan bagian dari gugusan Pulau Mapia. Pulau ini tidak berpenghuni, berbatasan dengan Republik Palau, dan memiliki luas sekitar 0,1 km2 yang sekelilingnya merupakan pantai berpasir dan hamparan terumbu karang. Jarak dari Pulau Fanildo ke ibu kota Biak Numfor adalah 280 km. Untuk mencapai pulau ini bisa dengan menggunakan pesawat udara dan kapal laut rute Jakarta-Biak-Mapia. Pulau Fanildo rawan pencurian ikan dan penguasaan efektif dari negara tetangga.
12.   Pulau Bras
Lokasi: Kecamatan Supiori Utara, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Pulau Bras terletak di ujung utara Pulau-pulau Mapia, berbatasan dengan Republik Palau, dengan luas 3,375 km2. Jarak Pulau Bras dengan Kabupaten Biak Numfor adalah 280 km, sedangkan jarak dengan Pulau Supiori adalah 240 kilometer yang dapat dicapai dengan perahu motor. Pulau Bras dihuni sekitar 50 jiwa penduduk dan potensial untuk wisata terumbu karang. Mata pencaharian penduduk adalah nelayan dan membuat kopra. Pulau Bras rawan abrasi, pencurian ikan, dan penguasaan efektif dari negara tetangga.


Sumber:

Pulau-Pulau Terdepan Indonesia. 2005. (online, http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0503/12/Fokus/1614901.htm).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar